Selasa, 25 Juni 2013

Resep Cumi Asam Manis ala Jimbaran Resto

Resep Membuat Cumi Asam Manis - Rasa asam manis saus bumbu masakan cumi ini memang membuat banyak orang ketagihan tidak terkecuali anak anak. Cumi tidak berduri sehingga aman jika masakan cumi dihidangkan pada anak. Daging cumi yang bertekstur halus dan kenyal, membuat anak-anak menyukainya, kita bisa menyesuaikan resep cumi agar tidak terlalu pedas sehingga cocok untuk mereka.

Bahan:
  • 1 kg cumi ukuran sedang
  • 2 siung bawang putih, giling halus.
  • Garam dan merica bubuk secukupnya
  • 2 sdm air perasan jeruk nipis
Bahan saus asam manis:
  • 2 Siung besar bawang putih, kemudian geprek dan cincang kasar.
  • 1/2 Buah bawang bombai, potong melintang
  • 100 gram daging buah nanas, potong kecil kecil (bila tidak ada bisa di abaikan)
  • 1 batang daun bawang, iris miring halus
  • 1/4 Sdt bubuk merica
  • 1/4 Sdt gula pasir
  • 2 Sdm saus tomat
  • 3 Sdm saus cabe
  • 1/2 Sdt Garam
  • 200 ml Air
  • 1/8 Sdt air cuka
  • 1/2 Sdm tepung sagu, larutakan dengan sedikit air
  • Minyak Goreng digunakan untuk menumis 
 
Cara membuat masakan cumi asam manis ala Jimbaran Resto tidak sulit, karena resep ini sudah di buat sangat simple dan mudah di praktekkan. Ikuti langkah memasak dengan seksama dan teliti sehingga hasil dan rasa masakan cumi sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Membersihkan cumi: Pisahkan badan dan kepala cumi dengan cara menariknya, kupas kulit arinya, buang kantung tinta dan matanya (mata cumi juga mengandung tinta), buang juga tulang lunaknya. Potong-potong badan cumi sesuai selera kemudian bilas dengan air dan tiriskan hingga kering.
Daging cumi yang sudah bersih tadi keringkan dengan serbet atau tisu dapur, kemudian campur bawang putih halus, garam dan merica secukupnya, air perasan jeruk nipis dengan daging cumi, aduk rata sembari di remas-remas. Istirahatkan selama 15 menit.
Membuat saus asam manis: Tumis dengan sedikit minyak bawang bombai, bawang putih cincang,dan cabai ditumis sampai tercium aroma harum.
Kemudian masukan merica bubuk, gula pasir, saus tomat, saus cabai, dan garam aduk rata dengan api kecil, masukkan air.
Setelah saus mendidih masukkan daging cumi- cumi, cuka dan nanas masak hingga daging cumi matang ( tambahkan air jika kurang), tambahkan daun bawang lalu kentalkan dengan menggunakan larutan dari tepung sagu. Aduk rata. 
Selanjutnya masak hingga menjadi kental. Angkat dan sajikan.
Tips dan Kreasi: 
  • Jangan memasak terlalu lama karena akan membuat daging cumi menjadi sangat alot dan keras. 
  • Jika ingin cumi sedikit renyah, goreng cumi dengn bumbu tepung kemudian saat penyajian siram cumi goreng dengan saus asam manis.
Selamat mencoba dan berkreasi.

Senin, 24 Juni 2013

Pengganti BBM: Ketahui 6 Sumber Bahan Bakar Alternatif

Bahan bakar minyak merupakan sumber energi tak terbarukan yang akan habis suatu saat nanti.

Itu sebab, mencari sumber bahan bakar alternatif menjadi semakin mendesak untuk memenuhi kebutuhan energi dunia yang selalu meningkat.


Selain isu kelangkaan, bahan bakar fosil seperti bensin dan solar dikenal memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.

Apa Bahan Bakar Alternatif?

Bahan bakar alternatif adalah bahan bakar yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar konvensional yang terutana bersumber dari bahan bakar fosil.

Secara mudah, bahan bakar alternatif identik dengan bahan bakar apapun selain yang berasal dari minyak bumi.

Sebagian produsen mobil telah mulai memproduksi mobil hybrid untuk mengurangi ketergantungan penuh pada bahan bakar minyak.

Berikut akan diuraikan mengenai berbagai jenis bahan bakar alternatif.

1. Listrik

Listrik berpotensi menjadi sumber energi alternatif untuk masa depan.

Hanya saja, di sebagian belahan dunia, listrik masih menjadi sumber daya langka yang belum tersebar merata.

Namun di masa depan, mobil bertenaga listrik tetap menjadi solusi yang menjanjikan.

Ini didukung oleh banyak pabrikan mobil yang sudah mulai memproduksi mobil listrik.

2. Etanol atau Metanol

Bahan bakar ini merupakan varian dari alkohol dan dapat dihasilkan dari gas alam atau sumber daya alam lain yang mengandung karbon.

Masa depan alkohol sebagai bahan bakar alternatif cukup menjanjikan yang didukung oleh tingkat polusi rendah sehingga lebih ramah lingkungan.


Etanol atau metanol juga relatif lebih murah diproduksi meskipun sebagian masih bergantung pada cadangan gas alam.

3. Hidrogen

Hidrogen diproduksi dengan memecah gas alam dan sumber daya lain yang sejenis.

Namun, sumber terbesar hidrogen adalah air. Ketika teknologi untuk mensintesis hidrogen dari air telah ekonomis, hidrogen berpotensi besar menjadi arus utama bahan bakar di masa depan.

Banyak penelitian masih harus dilakukan, namun potensi hidrogen sebagai bahan bakar alternatif jelas tidak bisa diremehkan.

4. Biodiesel

Sumber lain terbarukan adalah biodiesel yang dibuat dengan mengolah dan mengekstrak energi dari berbagai macam tanaman dan sayuran.

Sumber untuk biodiesel amat melimpah sekaligus merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dengan emisi rendah.

Satu-satunya hambatan adalah peralatan yang dapat mengekstrak sejumlah besar energi biomassa dari berbagai sumber.

5. Gas Alam

Gas alam merupakan bahan bakar yang bersih dan juga tersedia dalam jumlah besar.

Gas alam diperoleh langsung dari alam atau dari hasil sampingan pengeboran minyak bumi.

Gas alam dikenal memiliki emisi buang lebih rendah dibanding bensin atau solar sehingga lebih ramah lingkungan.

Fakta juga menunjukkan gas alam mengeluarkan emisi karbon monoksidan 90% lebih rendah dibandingkan bensin atau solar.

6. E85

E85 adalah jenis bahan bakar yang bisa digunakan sebagai alternatif bagi bensin. E85 adalah campuran etanol 85 persen dan 15 persen bensin.

Kelemahannya, E85 kurang efisien dibandingkan dengan bensin. Dibutuhkan dua kali E85 lebih banyak dibanding bensin untuk menempuh jarak yang sama.[]

Jumat, 07 Juni 2013

Laporan Praktikum Pembersih Porselen



PEMBERSIH PORSELEN
                                                                                
       I.            TUJUAN
1.      Menunjukkan kemahiran dalam membuat pembersih porselen
2.      Uji pH, kekentalan, dan berat jenis


    II.            DASAR TEORI


Seperti pada umumnya semua pembersih porselen/sabun digunakan untuk memersihkan bagian yang kotor. Begitu pula dengan pembersih porselen yang berfungsi untuk membersihkan (lantai kamar mandi). Pembersih porselen ini agak berbeda dengan pembersih lantai biasa, karena pembersih ini digunakan untuk membersihkan lantai kamar mandi atau lantai yang biasanya terkena sabun dan basah. Lantai seperti ini biasanya akan timbul kerak atau tumbuh semacam alga/ jamur yang membuat lantai tersebut terlihat kusam dan licin. Terlebih lagi jika lantai tersebut jarang dibersihkan dan dibiarkan dalam keadaan kering dalam waktu lama, maka akan timbul kerak yang sangat sulit dibersihkan.
Untuk itu diperlukan cairan pembersih yang ampuh membersihkan kerak dan alga tersebut. Pembersih porselen harus mengandung bahan aktif yang berupa asam yang dapat menghilangkan kotoran tersebut. Larutan asam pekat di encerkan dengan perbandingan tertentu dan ditambahkan pelembut serta pewangi. Daya bersih larutan pembersih tergantung dari kandungan larutan asamnya. Semakin tinggi kandungan asamnya,maka daya bersihnya akan semakin baik dan biasanya harganya semakin mahal [1].
Bahan yang dapat  digunakan untuk membuat pembersih porselin dan keramik adalah Asam oksalat (C2H2O4 ). Bahan tersebut mempunyai kemampuan membersihkan dan memutihkan, serta dapat digunakan untuk menghilangkan karat. Selain asam oksalat, beberapa jenis bahan yang dapat digunakan diantaranya adalah asam  klorida, asam sitrat, asam cuka dll. Sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah pewarna dan pewangi  yang berfungsi untuk meningkatkan daya tarik konsumen
.

 III.            ALAT dan BAHAN
1)   Alat


a.            Gelas Ukur
b.          Neraca Analitik
c.           Baskom/ember plastic
d.          Pengaduk Kaca
e.           Beker Glass
f.          Piknometer
g.         Viskometer
h.         Pipet
i.           stopwatch



2)   Bahan


a.       HCl 37 %          10ml
b.      Aquadest           500ml
c.       Oxalic acid        10 gram
d.      Pewangi            secukupnya
e.       Pewarna            secukupnya


 IV.            CARA KERJA


                                                                                  
                                    Skema Kerja Pembuatan Pembersih Porselen

    V.            DATA PENGAMATAN

Tabel Data Pengamatan
No
Tindakan/ Perlakuan
Pengamatan
1
Aquadest 500 ml + HCl 37% 10 ml
-Larutan jernih, beraroma HCl
2
Ditambah asam oksalat 10 gram
-Larutan bening dan aroma asam mulai hilang
-Larutan panas
3
Setelah dingin ditambah pewarna
-Warna merah
4
Ditambah pewangi
-Warna merah dan beraroma wangi
-Ada sedikit lapisan minyak diatas permukaan


 VI.            ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
a.       Analisis Data
  •  Volume sampel yang didapat adalah 550 ml
  • Uji Berat jenis
Pembersih porselen hasil praktikum
Berat pikno kosong     = 11,49 gram
Berat pikno + isi          = 21,53 gram
ρ = (pikno +  isi) – (pikno kosong)
              volume pikno           
   = 21,53 gram – 11,49 gram
                        10 ml
   = 1,004 gram/ml


Pembersih porselen sampel
Berat pikno kosong     = 11,49 gram
Berat pikno + isi          = 22,06 gram
ρ = (pikno +  isi) – (pikno kosong)
              volume pikno           
   = 22,06 gram – 11,49gram
                        10 ml
   = 1,057 gram/ml

  •  Uji viskositas
Tabel uji kekentalan
Zat cair
Waktu (s)
Pembersih porselen hasil praktikum
09,27
09,14           rata-rata= 9,19
09,18
Pembersih porselen yang ada dipasaran
10,63
10,95            rata-rata=10,91
11,15
Aquadest
09,77
09,84             rata-rata= 09,78
09,75


Viskometer Ostwald
                             µ1 = t1 ρ1
                         µ 2 = t2 ρ2
Diketahui :
µ Air : 0,89 cp (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th edition)

v  Viskositas pembersih porselen hasil praktikum
                  
v  Viskositas pembersih porselen yang ada dipasaran




  • Uji pH
Pembersih porselen praktikum kelompok VIII mempunyai tingkat keasaman 0 sedangkan tingkat keasaman pembersih porselen yang ada di pasaran adalah 2.

b.      Pembahasan
      Dalam praktikum pembuatan pembersih porselen perlu dilakukan pencampuran bahan yang terdiri dari HCl, asam oksalat, dan aquadest. Proses pembuatan pembersih porselen diawali dengan melarutkan HCl 37% sebanyak 10 ml ke dalam 500 ml aquadest. Selanjutnya larutan HCl ditambah asam oksalat sebanyak 10 gram dan diaduk sampai homogen. Pencampuran asam oksalat dengan larutan HCl menyebabkan larutan  menjadi panas karena reaksinya bersifat eksotermis. Penambahan oxalic acid bertujuan agar pembersih porselen dapat membersihkan lumut / plak yang menempel pada keramik. Kemudian ketika larutan tersebut sudah dingin pewarna dan pewangi berturut-turut ditambahkan. Tujuan dari penambahan pewarna dan parfum adalah untuk meningkatkan daya tarik dari porselen.
Uji kekentalan atau viskositas digunakan untuk mengukur kekentalan dari pembersih  porselen yang telah dibuat. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas / kekentalan adalah viscometer. Pada metode ini viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika cairan tersebut mengalir karena gravitasi melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat antara dua tanda tersebut. Langkah tersebut diulangi sebanyak tiga kali untuk menentukan waktu yang konstan. Jika µ1  danµ 2    masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar, ρ1  dan ρ2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir masing-masing cairan dalam detik, maka viskositas cairan yang tidak diketahui adalah :

                                µ1 = t1 ρ1
                               µ 2 = t2 ρ2
µ 2 = t2 ρ2 µ1
         
            t1 ρ1
keterangan
µ 1= viskositas air (0,89 cp) (Handbook   of Pharmaceutical Excipient, 6th edition)
                         t1 = waktu alir air 
                         ρ1= berat jenis air
                      µ 2 = viskositas pembersih porselen
      t2  = waktu alir pembersih porselen
 ρ2=berat jenis pembersih porselen   

µ1 dan ρ1 dapat diketahui dari literatur, ρ2 diperoleh dari pengukuran kerapatan (berat jenis) dengan metode piknometer, t1 dan t2 masing-masing diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh zat uji maupun air untuk mengalir melalui dua garis tanda pada tabung kapiler viscometer ostwald.
Dalam pengujian antara pembersih porselen hasil praktikum kelompok VIII dan pembersih porselen sampel, pembersih porselen sampel lebih kental. Hal tersebut dikarenakan air yang digunakan untuk membuat porselen terlalu banyak[2].
      Pengujian densitas dengan piknometer didapatkan hasil sebagai berikut :
Berat jenis pembersih porselen hasil praktikum 1,004 gram/ml
Berat jenis pembersih porselen sampel  1,057 gram/ml.
Pembersih porselen praktikum kelompok VIII mempunyai tingkat keasaman 0 sedangkan tingkat keasaman pembersih porselen yang ada di pasaran adalah 2.
Uji daya bersih pada pembersih porselen hasil praktikum dan pembersih yang ada di pasaran dilakukan dengan mengaplikasikan pembersih porselen tersebut pada lantai kamar mandi atau pada lantai yang terkena air dan sabun. Dari pengamatan terlihat bahwa pembersih porselen buatan mempunyai kemampuan dalam membersihkan kerak yang terdapat di lantai yang kotor.


VII.            SIMPULAN

        Dari praktikum yang dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai  berikut:
1.      Nilai viskositas pembersih porselin hasil praktikum 0,839 cp dan nilai viskositas pembersih porselen yang ada dipasara 1,049 cp.
2.      Berat jenis pembersih porselen praktikum 1,004 gram/ml dan berat jenis porselen sampel 1,057 gram/ml.
3.      Pembersih porselen praktikum kelompok VIII mempunyai tingkat keasaman 0 sedangkan tingkat keasaman pembersih porselen yang ada di pasaran adalah 2.



DAFTAR PUSTAKA
[1] Tim Dosen Kimia Terapan 20-12. Petunjuk Praktikan Kimia Terapan Laboratorium Teknik Kimia, Prodi Teknoik Kimia UNNES
[2] Vina.2011.penentuan-kekentalan-cairan-dengan. Akses. 15Mei2013. http://delvina-vina.blogspot.com/2011/11/penentuan-kekentalan-cairan-dengan.html